Minggu, 20 Juni 2010

bioremediasi


BIOREMEDIASI

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Atau bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Bioremediasi merupakan proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali dengan tujuan mengontrol, mereduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan.
Yang termasuk dalam polutan-polutan antara lain :
a. Logam-logam berat
b. Petroleum hidrokarbon
c. Senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida dll.

Tujuan Bioremediasi yaitu untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Kelebihan teknologi ini adalah:
a. Relatif lebih ramah lingkungan
b. Biaya penanganan yang relatif lebih murah
c. Bersifat fleksibel.

Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Pendekatan umum untuk meningkatkan kecepatan biotransformasi/ biodegradasi adalah dengan cara:
a. Seeding, mengoptimalkan populasi dan aktivitas mikroba indigenous (bioremediasi instrinsik) dan/atau penambahan mikroorganisme exogenous (bioaugmentasi)
b. Feeding, memodifikasi lingkungan dengan penambahan nutrisi (biostimulasi) dan aerasi (bioventing).
Bioremediasi terbagi dua,yaitu :
a. In situ : dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar
b. Ex situ : tanah tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol. Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakai mikroba.

Bioremediasi ex-situ bisa lebih cepat dan mudah dikontrol. Dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
a. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb
b. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
c. Penerapan immobilized enzymes
d. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.

Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan teknologi bioremediasi yang lebih efektif untuk mengatasi limbah tambang. Peneliti dari Program Teknologi Tanah dan Lingkungan IPB, Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa mengatakan di Bogor, teknologi itu memanfaatkan empat jenis bakteri lokal, yang mampu membersihkan limbah lumpur minyak empat kali lebih cepat dan menurunkan kadar merkuri hingga 98,5 persen. Menurut dia, teknologi temuannya ini mampu membersihkan limbah minyak bumi empat kali lebih cepat dibandingkan teknologi bioremediasi yang dikembangkan sebuah perusahaan minyak internasional. "Teknologi ini telah teruji efektifitasnya untuk membersihkan limbah minyak bumi serta tanah tercemar minyak bumi dalam skala besar melalui kerja sama dengan PT Mitra Petroleum Indonesia di Dumai, Riau,"katanya.Teknologi bioremediasi merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat ini baru satu perusahaan tambang yang menggunakan teknologi IPB tersebut, sementara kerja sama dengan PT Chevron masih dalam proses, katanya.
Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa menjamin bahwa penggunaan teknologi ini mampu membersihkan limbah lumpur minyak dalam waktu 2,5 bulan untuk areal seluas satu hektare dengan sekitar 3.000 hingga 4.000 ton campuran lumpur minyak dan tanah. Selain lebih cepat, bioremediasi temuan Andreas ini mampu menekan biaya untuk pengolahan limbah. Untuk membersihkan lumpur minyak misalnya, biaya yang bisa dihemat antara 25 hingga 50 persen jika memanfaatkan bioremediasi dengan bakteri Bacillus sp. "Jika menggunakan cara konvensional dibutuhkan biaya antara 25 hingga 30 dolar AS permeter kubik tanah terkontaminasi, dengan menggunakan teknologi temuan IPB ini hanya dibutuhkan 1S hingga 20 dolar AS permeter kubik," katanya. Bahkan untuk menurunkan kadar merkuri dalam limbah dengan menggunakan bakteri Pseudomonas pseudomallei, biaya yang dibutuhkan 1/400 dari teknologi detoksifikasi konvensional yang menggunakan resin. Pada tahun 2005, ia mengembangkan bioreaktor dengan kemampuan detoksifikasi merkuri sebesar 86 persen selama satu jam. Bioreaktor lebih baru yang dikembangkan pada tahun 2007 mampu menurunkan kadar merkuri dalam limbah hingga 98,5-persen dalam waktu hanya 30 menit.
Bioremediasi untuk limbah merkuri ini belum diaplikasikan dalam skala lapangan karena limbah merkuri dihasilkan penambang liar. "Tentunya ini membutuhkan campur tangan pemerintah daerah, agar limbah merkuri yang dihasilkan oleh penambang liar tersebut sebelum mengalir ke sungai bisa diuraikan terlebih dahulu dengan teknologi ini," katanya. Teknologi bioremediasi juga dapat digunakan untuk mengatasi air asam tambang dan logam berat terlarut terutama dari tambang balu bara dengan mengandalkan aktivitas bakteri Desulfotomaculum orientis dan Desulfo-tomaculum sp yang mengubah sulfat dalam air asam tambang menjadi hidrogen sulfida dan kemudian bereaksi dengan logam berat.
Kunci sukses bioremediasi adalah :
a. Dilakukan karakterisasi lahan (site characterization) :
o sifat dan struktur geologis lapisan tanah,
o lokasi sumber pencemar
o perkiraan banyaknya hidrokarbon yang terlepas dalam tanah.
o sifat-sifat lingkungan tanah : derajat keasaman (pH), temperatur tanah, kelembaban hingga kandungan kimia yang sudah ada, kandungan nutrisi, ketersediaan oksigen.
o mengetahui keberadaan dan jenis mikroba yang ada dalam tanah.
b. Treatability study.
o Sesudah data terkumpul, kita bisa melakukan modeling untuk menduga pola distribusi dan tingkat pencemarannya. Salah satu teknik modeling yang kini banyak dipakai adalah bioplume modeling dari US-EPA. Di sini, diperhitungkan pula faktor perubahan karakteristik pencemar akibat reaksi biologis, fisika dan kimia yang dialami di dalam tanah.
o Rekayasa genetika terkadang juga perlu jika mikroba alamiah tak memuaskan hasilnya.
o Treatability study juga akan menyimpulkan apakah reaksi dapat berlangsung secara aerobik atau anaerobik.

Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen” yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba” memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya. Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan.
Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
a. Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
b. Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan adalah sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
c. Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.



Kelas zat kimia yang sering diolah dengan bioremediasi adalah sebagai berikut:
Kelas Jenis Bahan Kimia
Fuel hydrocarbons Benzene, Toluene
PAH's (Polychlorinated aromatic hydrocarbons) Creosote
PCB's (Polychlorinated biphenyls) Aroclor
Chlorinated solvents TCE (Trichloroethylene)
Chlorinated aromatic compounds Chlorobenzene
Chlorophenols Pentachlorophenol
Nonhalogenated phenolics 2-Methylphenol
Pesticides 2,4-D, Atrazine
Explosives TNT (2,4,6-Trinitrotuluene)
Nitrogen heterocyclics Pyridine
Radionuclides Plutonium
Anions Nitrate
Metals Lead




Peluang kedepan adalah pengembangan green business yang berbasis pada teknologi bioremediasi dengan :
a. System One Top Solution (close system) dan
b. Dengan pendekatan multi-proses remediation technologies, artinya pemulihan (remediasi) kondisi lingkungan yang terdegradasi dapat diteruskan sampai kepada kondisi lingkungan seperti kondisi awal sebelum Kontaminasi ataupun pencemaran terjadi.
Usaha mencapai total grenning program ini dapat dilanjutkan dengan rehabilitasi lahan dengan melakukan kegiatan phytoremediasi dan penghijauan (vegetation establishement) untuk lebih efektif dalam mereduksi, mengkontrol atau bahkan mengeliminasi hasil bioremediasi kepada tingkatan yang sangat aman lagi buat lingkungan.
Biaya tehnologi Bioremediasi di Indonesia berada didalam kisaran 20-200 USD per meter kubik bahan yang akan diolah (tergantung dari jumlah dan konsentrasi limbah awalserta metoda aplikasi), jauh lebih murah dari harga yang harus dikeluarkan dengan teknologi lain seperti incinerasi dan soil washing (150-600 USD).
Bagi industri, penanganan lahan tercemar dengan teknologi bioremediasi memberikan nilai strategis,yaitu :
a. Effisiensi, kesadaran bahwa banyak sumber daya alam kita adalah non-renewable resources (ex. minyak dan gas), dengan teknologi ramah lingkungan yang cost-effective (seperti bioremediasi) akan secara langsung berimplikasi kepada pengurangan biaya pengolahan.
b. Lingkungan, ketika suatu perusahaan begitu konsern dengan lingkungan, diharapkan akan terbentuk sikap positif dari pasar yang pada akhirnya seiring dengan kesadaran lingkungan masyarakat akan mengkondisikan masyarakat untuk lebih memilih “green Industry” dibanding industri yang berlabel “red industri” atau mungkin “black industry”, evaluasi kinerja industri dalam pengelolaan lingkungan hidup (Proper) sudah mulai dilakukan oleh pemerintah (KLH), diharapkan kedepan, akan terus dikembangkan menjadi pemberian sertifikasi ISO 14001, hasilnya adalah perluasan pasar dengan "greening image".
c. Environmental Compliance, ketaatan terhadap peraturan lingkungan menunjukan bentuk integrasi total dan aktif dari industri terhadap regulasi yang dibangun oleh pemerintah untuk kepentingan masyarakat luas. Sikap ini juga akan memberi penilai positif dari masyarakat selaku konsumen terhadap perusahaan tertentu.
Pemerintah, melalui Kementrian Lingungan Hidup, membuat Payung hukum yang mengatur standar baku kegiatan Bioremediasi untuk mengatasi permasalahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dan perminyakan serta bentuk pencemaran lainnya (logam berat dan pestisida) disusun dan tertuang didalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.128 tahun 2003 tentang tatacara dan persyaratan teknis dan pengelolaan limbah minyak bumi dan tanah terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis (Bioremediasi).

bahaya merokok


BAHAYA MEROKOK
1. Komponen Rokok
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok“. Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang. Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif. Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).
a. Nikotin
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.

b. Timah Hitam (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
c. Gas karbonmonoksida (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!
d. TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.

2. Dampak terhadap kesehatan
a. Dampak terhadap paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
b. Dampak terhadap jantung
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
c. Penyebab penyakit stroke
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain.
d. Gangguan Sistem Reproduksi
Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan. pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok. 120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim per tahunnya.
e. Menyebabkan Menopause Dini bagi Wanita
Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia. “Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok,” kata Dr. Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya. Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun.
3. Kebijakan Pemerintah tentang Rokok
Meski PP nomor 81/1999 yang diperbarui dengan PP 38/2000 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan sudah diberlakukan, tetapi diakui pula, law enforcement-nya belum ada sehingga belum memiliki kekuatan. Komisi VII DPR mendesak untuk mengatur masalah rokok itu dibuat dalam bentuk UU, sehingga masyarakat akan mempunyai posisi tawar yang cukup kuat. Disamping itu, DPR akan dapat melakukan pengawasan yang ketat terhadap pemerintah maupun industri rokok. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan menindak tegas perusahaan rokok yang menayangkan iklan rokok di media elektronik di bawah pukul 21:30 waktu setempat. “Bila teguran ini tidak diindahkan, BPOM akan melakukan upaya hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya. Iklan rokok yang melanggar ketentuan PP No.81 tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dan PP No.38 tahun 2000 tentang Perubahan Atas PP no 81 tahun 1999 akan dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp100 juta. Penerimaan cukai rokok pada tahun 2000 mencapai Rp 10,27 triliun, sedangkan belanja kesehatan akibat merokok sesuai data dari Ditjen POM Depkes pada tahun yang sama mencapai Rp 11 triliun.
4. Berhentilah Merokok mulai dari Sekarang!!
Beberapa alasan untuk berhenti merokok:
1. Impotensi
Merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan ereksi. Karena hal tersebutlah rokok dapat mempengaruhi days ereksi penis.
2. Wajah keriput
Merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang diperlukan sel kulit Anda dengan jalan menyempitkan pembuluh darah di sekitar wajah. Sehingga akan menyebabkan keriput.
3. Gigi berbercak dan nafas bau.
Partikel dari rokok sigaret dapat memberi bercak kuning hingga cokelat pada gigi Anda, dan ini juga akan memerangkap bakteri penghasil bau di mulut Anda. Kelainan gusi dan gigi tanggal juga lebih sering terjadi pada perokok.
4. Anda dan di sekitar’ menjadi bau.
Rokok sigaret memiliki bau yang tidak menyenangkan dan menempel pada segala sesuatu, dari kulit dan rambut Anda sampai pakaian dan barang-barang di sekitar Anda. Dan bau ini sama sekali bukan hal yang membangkitkan selera pasangan maupun teman-teman.
5. Tulang rapuh
Sejumlah penelitian menemukan hubungan antara merokok dengan osteoporosis pada pria dan wanita. Sebuah penelitian mengamati kasus patah tulang pinggul pada wanita lansia, dan menyimpulkan bahwa satu dari 8 kasus patah tulang itu disebabkan oleh kehilangan massa tulang yang disebabkan oleh merokok.
6. Depresi
Sebagian ilmuwan menganggap rokok mengandung zat yang mampu menyebabkan peningkatan mood. Zat inilah yang biasanya kandungannya berkurang saat seseorang menderita depresi. Itulah juga penyebabnya mengapa orang yang sedang stres atau depresi cenderung mencari ‘pelarian’ ke rokok.
7. Panutan yang buruk bagi anak.
Setiap hari, dliperkirakan 3000 anak di AS yang menjadi ketagihan merokok sigaret. Bila mereka terus merokok, 1000 diantaranya bisa dipastikan akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok.
8. Kebakaran
Jika Anda ceroboh, saat merokok dan membuang puntung rokok yang masih menyala ke sembarang tempat dapat menyebabkan kebakaran.
9. Sirkulasi darah yang buruk
Sel darah merah telah dirancang dari sananya untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada perokok, molekul oksigen digantikan oleh komponen dari asap rokok, sehingga menghambat transportasi oksigen yang penting bagi kehidupan sel.
10. Terkesan bodoh
Jika perokok membela ketergantungannya, ada satu kebenaran yang tak mampu mereka pungkiri: Seperti kata slogan, rokok itu pembunuh. jadi, bila masih ada yang meneruskan kebiasaan itu, tentunya akan terlihat bodoh kan.
Melihat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan rokok, kiranya diantara kita perlu bahu-membahu berbuat tiga hal utama :
• Komunikasi dan informasi tentang bahaya merokok, baik bagi si perokok langsung maupun perokok pasif.
• Menyediakan tempat-tempat khusus bagi orang yang merokok agar yang bukan perokok tidak terkena dampak negatifnya.
• Jangan merasa segan untuk menegur perokok, jika anda merasa terganggu.
Berikut ada 7 cara berhenti merokok:
1. Bersihkan dan buang semua rokok yang anda miliki.
2. Buat catatan dan peringatan. Tulis catatan seperti “Anda sekarang bukan perokok” dan tempelkan pada tempat-tempat yang sering anda kunjungi – di tempat tidur, atas meja dsb.
3. Lakukan terus-menerus. Tetaplah berhenti merokok pada hari yang telah anda tentukan untuk berbuat demikian. Jangan terputus-putus melakukannya.
4. Pusatkan perhatian pada pekerjaan sehari-hari untuk mengalihkan keinginan merokok.
5. Berpikir positif. Pikirkan diri anda sebagai seorang yang bukan perokok. Apabila ada tawaran merokok dari teman, katakan kepada teman anda itu dengan tegas “Saya tidak merokok”.
6. Mintalah dukungan dari keluarga, kawan dekat dan rekan sekerja untuk membantu anda membuang kebiasaan merokok ini.
7. Melawan keinginan untuk merokok:
• Mengalihkan perhatian ketika anda ingin merokok. Katakan pada diri anda “Nanti!!” dan lakukan hal-hal positif lainnya.
• Menarik nafas panjang. Tarik nafas panjang selama lima detik dan lepaskan perlahan-lahan.
• Minum air yang banyak. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh atau cola.
• Sibukkan diri anda dengan aktivitas. Ini penting supaya anda tidak selalu terpikir untuk merokok. Aktivitas yang bisa dilakukan misalnya berkebun, membaca buku dsb.
• Melakukan olahraga sekurang-kurangnya tiga kali seminggu selama 20 menit setiap sesi.
• Membasuh tangan atau mandi ketika anda ingin merokok.
• Kunyah sesuatu seperti permen karet, dsb.
• Berdoa semoga anda diberi kekuatan dan keinginan yang tetap untuk berhenti merokok
Pada awalnya berhenti merokok membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Jangan kaget bila ada tanda-tanda seperti mudah marah, sulit mengendalikan perasaan, kurang konsentrasi, gelisah, sulit tidur, batuk, penurunan denyut nadi, serta nafsu makan bertambah. Fase ini disebut fase withdrawal. Akan hilang sendiri setelah tiga sampai empat minggu.
Ayo kita hilangkan kebiasan merokok di lingkungan kita mulai dari sekarang!!

makalah sistem ekskresi



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Ekskresi
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
• defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
• ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
• sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
• eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).


2.2. Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat ekskresi yang terdiri atas ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolism yang berbeda,kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi. Berikut ini akan dibahas satu persatu peranan keempat alat ekskresi tersebut
1. Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Ginjal merupaka alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu.
Fungi ginjal :
a. mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain : urea, asam urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bacteri dan juga obat-obatan
b. mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah
c. membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mempertahankan tekanan osmotik ektraseluler
d. mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.

Untuk mengetahui peranan ginjal sebagai alat ekskresi, kita perlu mengetahui aspek-aspek yang penting dai ginjal, yaitu:
a. Tipe Ginjal
Dalam sistem ekskresi vertebrata, terdapat tiga tipe ginjal, yaitu:
1. Tipe protonefros
Ginjal tipe ini muncul pertama kali pada saat embrio, benruknya bersegman, dan terletak jauh ke arah rongga tubuh. Setiap nit memiliki 1 nefrostoma yang bernuara ke dalam selom, tiak memiliki glomerulus.
2. Tipe mesonefros
Ginjal tipe ni secara segmental di tengah rongga tubuh. Beberapa nefrostoma bermuara ke dalam selom. Ekskresi dilakukan oleh glomerulus.
3. Tipe metanefros
Ginjal tipe ini tidak bersegmen, tidak memiliki nefrostoma, dan jumlah glomerulunya banyak. Ginjal ini dimiliki oleh hewan reptilia, burung, dan mamalia (termasuk manusia) dan berfungsi terus selama hewan-hewan tersebut hidup.

b. Struktur Ginjal
Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah dengan panjang sekitar 10 cm, berwarna merah, jumlahnya sepasang dan terletak dibagian dorsal dinding tubuhsebelah kiri dan kanan tulang belakang. Diperkirakan berat total ginjal sekitar 1% dari berat badan, dan setiap menit sekitar 20-25% darah yang dipompa jantung mengalir menuju ginjal. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.


Potongan melintang ginjal memperlihatkan tiga daerah utama, yaitu korteks (bagian luar), medula (bagian sumsum ginjal), dan pelvis renalis (rongga ginjal).

Bagian luar dan sumsum ginjal mengandung satu juta nefron. Nefron adalah satuan struktural dan fungsional terkecil pada ginjal. Setiap nefron terdiri atas bada malpighi dan saluran panjang berbelit yang disebut saluran nefron. Pada badan malpighi terdapat kapsul bowman yang bentuknya seperti mangkuk. Kapsul bowman tersebut membungkus glomerulus yang merupakan jaringan pembuluh kapiler. Dari kapsul bowman keluar saluran panjang berbelit. Saluran panjang tersebut dibedakan atas tiga segmen yaitu pembuluh (tubulus) proksimal, lengkung henle, dan pembuluh distal. tubulus proksimal menuju ke segmen panjang berdinding tipis yaitu lengkung henle. Karena mirip leher angsa, lengkung ini sering disebut sebagai angsa henle.selanjutnya pembuluh (tubulus) ini berkelok-kelok lagi disebut tubulus distal yang bersanbunbg dengan pembuluh penampung (tubulus kolekta) yang berjalan melntasi korteks dam medula untuk bernuara pada rongga ginjal.
Dari rongga ginjal keluar saluran ureter yang bermuara pada kandung kencing (vesikula urinaria). Fungsi kandung kencing adalah sebagai tenpat penampungan sementara urine sebellum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urine melewati saluran yang disebut uretra. Selanjutnya urine keluar melalui lubang seni.
c. Pembentukan Urin
Pada proses pembentukan urin, terjadi beberapa proses yaitu proses filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.

1. Penyaringan (filtrasi)
Proses penyaringan darah terjadi pada kapiler glomerulus. Darah dari glomerulus akan melintasi sel-sel epiteleum dari kapsul bowman yang berfungsi sebagai penyaring disebut sel podosit. Hasil penyaringan ini berupa filtrate glomerulus (urine primer) yang komposisinya mirip dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Namun demikian, di dalam urin primer terdapat asam amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.
2. Penyerapan kembali (reabsorpsi)
Urin primer yang merupakan hasil penyaringan selanjutnya mengalir ke pembuluh proksimal. Di dalam pembuluh ini terjadi proses penyerapan kembali bahan-bahan yang masih berguna antara lain glukosa, asam amino, dan ion-ion organik. Penyerapan tersebut berlangsung secara transpor aktif. Selain bahan-bahan tersebut,air juga mengalami rebsorpsi melalui proses osmosis. Proses penyerapan air ini terjadi juga di dalam pembuluh distal,lengkung henle, dan pembuluh pengumpul. Selanjutnya, bahan-bahan yang telah diserap kembali tersebut dikembalikan ke dalam darah melalui pembuluh kapiler yang terdapat di sekeliling pembuluh.
Setelah terjadi penyerapan akan dihasilkan urin sekunder yang komposisi zat-zat penyusunnya berbeda sekali dengan urine primer, di dalam urine sekunder ini zat-zat yang masih di utuhkan tidak ditemukan lagi.
3. Penambahan (augmentasi)
Augmentasi adalah proses penambahan zat-zat yang terlarut di dalam cairan tubuh ke filtrate yang ada di dalam saluran nefron. Proses augmentasi terjadi di pembuluh proksimal dan pembuluh distal. Komposisi urin normal terdiri atas 96% air dan 4% benda-benda padat yang meliputi 2% urea dan 2% hasil metabolik lain.
d. Factor-faktor yang mempengaruhi produksi urin
1. Hormone antidiuretik (ADH)
Apabila konsentrasi air di dalam darah turun, maka ADH disekresikan dan dialirkan kedalam ginjal bersama darah. Akibatnya permebilitas dinding tubulus distal dan saluran pengumpul terhadap air meningkat sehingga air masuk,diserap kembali. Akibatnya urin yang terbentuk sedikit, dan sebaliknya.
2. Jumlah air yang diminum
Apabila jumlah air yang diminum banyak, konsentrasi protein darah menurun dan konsentrasi air meningkat. Karena itu tekana koloid protein turun, sehingga tekanan filtrasinya menjadi kurang efektif. Akibatnya, air yang diserap berkurang dan urin yang diproduksi meningkat.
3. Konsentrasi hormone insulin
Apabila konsentrasi hormone insulin rendah, maka kadar gula dalam darah tinggi dan akan dikeluarkan melalui tubulus distal. Keberadaan zat gula tersebut akan mengganggu proses penyerapan kembali air di dalam tubulus distal. Akibatny orang yang bersangkutan akan sering mengeluarkan air.
e. Gangguan tubuh karena kelainan ginjal
Kelainan pada ginjal dapat mengakibatkan terganggunya proses dan sistem ekskresi. Gangguan tubuh tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Nefritis
Nefritis terjadi akibat infeksi kuman misalnya bakteri streptococcus pada nefron (glomerulus). Kuman ini masuk melalui saluran pernafasan kemudian dibawa oleh darah ke ginjal. Cirri-ciri penyakit ini adalah kaki penderita membengkak.
2. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan serta karena berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan neurologis. Diabetes mellitus (kencing manis) disebabkan karena kadar hormone insulin di dalam tubuh sangat rendah. Akibatnya proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu, sehingga glukosa dalam darah meningkat. Meningkatnya glukosa tidak mampu diserap kembali seluruhnya sehingga glukosa tersebut akan diekskresikan bersama urin.
Penyebab resistansi insulin pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi factor yang banyak berperan antara lain:
a. Kelainan genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes mellitus akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya terkait dengan penurunan produksi insulin.

b. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun denga cepat pada usia setelah 40 tahun. Penuruna ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.
c. Gaya hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mancari makanan yang cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap kerja pankreas. Stres juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas.
d. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan meniungkatkan resiko terkena diabetes. Malnutrasi dapat merusak pancreas, sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat juga akan berperan pada ketidakstabilan kerja pancreas.
e. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mangalami hipertropi yang akan berpengaruh terhadap penuruna produksi insulin. Hipertropi pancreas disebabkan karena peningkatan beban metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk mencukupi energi sel yang terlalu banyak.
f. Infeksi
Masuknya bakteri atau virus ke dalam pankreas akan berakibat rusaknya sel-sel pankreas. Kerusakan ini berakibat pada penurunan fungsi pankreas.
3. Diabetes insipidus
Seseorang dapat terserang penyakit diabetes insipidus apabila di dalam tubuhnya kekurangan hormone antidiuretik (ADH). Karena kekurangan hormone ADH, volume urin yang dihasilkan jauh melebihi normal, bahakan dapat mencapai 30 kali dari volume urin normal.sehingga penderita sering buang air kecil.
4. Albuminuria
Penyakit albuminuria terjadi karena kegagalan proses penyaringan, khususnya dalam menyaring protein. Akibatnya protein (albumin) lolos dalam penyaringan, sehingga ditemukan dalam urin.
5. Batu ginjal
Penyakit batu ginjal terjadi karena adanya endapan di dalam pelvis ginjal. Endapan terbentuk dari senyawa kalsium dan penumpukan asam urat.
Kurang minum atau sering menahan kencing kemungkinan besar dapat mengakibatkan terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal yang masih kecil dapat dihancurkan dengan obat-obatan atau sinar laser. Serpihannya dikeluarkan bersama urin. Batu ginjal yang besar dikeluarkan melalui operasi.

6. Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urin. Keadaan ini disebabakan adanya kerusakan di glomerulus. Proses filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga tidak ada urin yang dihasilkan.
2. Paru-paru
Paru-paru manusia berjumlah dua atau sepasang.pada dasarnya fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernafasan, namun peranan tersebut juga erat kaitannya dengan system ekskresi. Hal ini dikarenakan CO2 dan air yang merupakan hasil proses metabolisme di jaringan yang diangkut melalui darah akhirnya akan dibawa ke paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus.

Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah:
a. asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
b. kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.

3. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak didalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati mambantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan ammonia, urea, dan asam urat.
Sebagai kelenjar,hati menghasilkan empedi yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan ke dalam empedu dan urin, mengubah glukosa menjadi glikogen.


Adapun fungsi hati bagi tubuh sebagai berikut.
a. sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen
b. menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
c. mengatur kadar gula dalam darah
d. sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
e. menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak
f. menguraikan molekul hemoglobin tua
g. menyingkirkan hormon-hormon berlebihan
h. membentuk protein tertentu dan merombaknya

Sedangkan penyakit virus pada hati diantaranya:
a. Hepatitis virus tipe A
Hepatitis virus tipe A disebut juga hepatitis infeksiosa atau hepatitis epidemik adalah hepatitis viral yang akut, merupakan penyakit menular yang paling penting di negara-negara sedang berkembang. Virus hepatitis tipe A (HAV) yang mirip vicorna virus merupakan virus RNA yang tidak berselubung, mempunyai partikel ikosahedral dengan garis tengah 27 nm. virus akan menjadi tidak aktif oleh formalin, glutaraldehid aktif, dan larutan hipoklorit.


b. Hepatitis virus tipe B
Masa inkubasi yang panjang, dengan gejala-gejala yang timbul perlahan-lahan serta keluhan yang ringan menyulitkan mengenai infeksi hepatitis virus B secara dini. Sekitar 30% penderita hepatitis B tidak menunjukan gejala atau keluhan yang nyata. Hepatits B juga disebut hepatitis serum. Penyebab hepatitis B adalah hepatitis B virus (HBV) yaitu hepadnavirus yang termasuk virus DNA .
c. Hepatitis virus tipe C
Hepaitits C virus (HCV) merupakan penyebab utama hepatitis kronik pascatransfusi, yang mula-mula dikenal sebagai hepatitis non-A non-B. sekitar 75% penderita hepatitis C akan berkembanmg menjadi hepatitis kronik. Hepatitis virus C (HCV) adalah flavirus, suatu virus RNA yang morfologinya mirip vicorna virus, dengan virion yak berselubung, mempunyai ukuran garis tengah 27 nm. secara antigenic virus hepatitis tipe C berbeda dari virus hepatitis tipe A maupun tipe B.
d. Hepatitis virus tipe D
Hepatitis delta virus (HDV) hanya dapat menimbulkan infeksi bila terdapat bersama-sama hepatitis B virus (HBV) , yaitu dalam bentuk koinfeksi ( HDV dan HBV bersama-sama menginfeksi eorang penderita pada saat yang sama) atau dalam bentuk superinfeksi, yaitu bila seseorang sedang menderita HBV kronis, kemudian terinfeksi dengan HDV.
e. Hepatitis virus tipe E
Hepatitis E virus (HEV) merupakan hepatitis yang dapat sembuh dengan sendirinya, tidak berkembang menjadi kronis dan viremia yang terjadi kemudian akan hilang. HEV merupakn virus RNA mirip calcivirus, berserat tunggal. HEV endemic di beberapa daerah di dunia dan epidemi dilaporkan telah terjadi di India, Burma, Afghanistan, Algeria, dan Meksiko. Penularan terjadi melalui air minum yang tercemar tinja penderita.
f. Yellow fever (demam kuning)
Yellow fever disebut juga black vomit adalah penyakit viral yang akut, timbul secara mendadak dengan gejala demam tinggi , tubuh sangat lemah dan pada penyakit yang berat dapat terjadi muntah berdarah, albuminuri, jaundis yang dapat diikuti dengan kematian penderita akibat terjadinya emboli. Yellow fever disebabkan oleh flavirus, virus RNA yang termasuk dalam grup B arbovirus dari family togaviridae.
4. Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi berkat adanya kelenjar keringat yang terletak di lapisan dermis.

Kulit manusia terdiri atas:
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (stratum korneum) dan lapisan Malpighi. Stratum korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas digantikan sel-sel yang baru. lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, menggantikan lapisan sel-sel pada stratum korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang member warna pada kulit.
b. Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Keringat mengandung air,garam, dan urea. Fungsi lain kulit selain sebagai alat ekskresi adalah sebagai organ penerima rangsang, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, bibit penyakit, dan pengaturan suhu tubuh. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus.


Adapun fungsi kulit antara lain:
a. Mengeluarkan keringat
b. Sebagai pelindung tubuh
c. Menyimpan kelebihan lemak
d. Mengatur suhu tubuh
e. Tempat pembuatan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet.
Sedangkan Penyakit virus pada kulit diantaranya:
1. Measles (Rubeola)
Measles adalah penyakit virus akut yang sangat menular, menimbulkan demam tinggi disertai gambaran khas pada kulit berupa ruam makulopapula, gejala-gejala pada mata, dan radang kataral saluran pernafasan. Penyebab rubeola adalah measles virus, yang secara antigenic berbeda dari rubella virus,penyebab penyakit rubella.
2. Rubella
Penyakit yang disebut jtga sebagai campak Jerman ini sebenarnya termasuk penyakit eksantematus jinak pada anak-anak dan orang dewasa muda. Akan tetapi ternyata bahwa infeksi rubella yang menyerang ibu hamil pada trimester pertama dapat menimbulkan infeksi terhadap janin yang dikandungnya dan menimbulkan kelainan congenital pada organ-organ janin. Penyebab rubella adalah rubella virus, yang termasuk family togaviridae.
3. Herpes simplex
Herpes simplex primer sebenarnya merupakan penyakit local yang tidak selalu menunjukan gejala dan keluhan nyata, namun dapat berkembang menjadi penyakit sistematik yang berbahaya dan bahkan fatal.penyebab herpes simplex adalah herves simplex virus yang terdiri dari 2 tipe, yaitu herves simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan herves simplex virus tipe 2 (HSV-2).
4. Varicella dan Zoster
Varicella atau disebut juga chickenpox adalah penyakit yang sangat menular yang terutama menyerang anak-anak. Penyakit ini akan berlangsung lebih parah apabila menyerang orang dewasa, bayi, dan oranmg-orang yang mempunyai daya tahan rendah.
Zoster merupakan penyakit menular yang sporadik, dengan cirri khas berupa radang unilateral dari akar dorsal ganglia atau ganglia saraf cranial yang ekstramedula. Penderita umumnya orang dewasa dan mungkin terjadi sebagai akibat reaktivasi virus yang berada dalam keadaan laten sesudah sembuh dari varicella.
Varicella maupun zoster disebabkan olah serotype viru yang sama, yaitu virus varicella-zoster (V-Z), yang termasuk dalam family herpetoviridae.
5. Variola
Cacar ( variola major, smallpox) adalah penykit demam yang sangat menular , yang mempunyai cirri khas berupa lesi-lesi vesikula dan pustula. Sedangkan alastrim (variola minor) adalah bentuk cacar yang secara klinis gejalanya lebih ringan daripada cacar dengan angka kematian yang selalu rendah. Cacar disebabkan oleh variola virus yang sangat menular dan dapat menimbulkan angka kematian yang tinggi.
6. Molluscum contagioscum
Adalah penyakit infeksi kulit jinak yang menunjukan gambaran khas adanya nodul-nodul kecil seperti mutiara pada kulit penderita. Penyakit ini ditimbulkan oleh molluscum contagiosum virus yang termasuk dalam kelompok poxvirus dari family poxviridae.
7. Verrucae (warts)
Adalah tumor kulit yang juga menimbulkan kelainan pada membrane mukosa yang berdekatan dengan kulit yang sakit. Pada manusia warts disebabkan oleh human papillomavirus yang dapat menimbulkan berbagai jenis kelainan yang bentuknya sesuai denga tempat infeksi dan reaksi yang ditimbulkan oleh hospes.

2.3. Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata
System ekskresi pada hewan invertebrata sangat sederhana bila di bandingkan dengan system ekskresi vertebrata. Pada protista bersel tunggal, dan bahkan juga pada spons, ekskresi biasanya dilakukan menggunakan vakuola kontraktil, yaitu suatu organel berisi cairan yang secara periodik berkontraksi untuk mendorong cairan, garam-garaman, dan zat buangan terlarut keluar dari sel. Air di dalam sel dipompa keluar, dan air di lingkungan masuk ke dalam sel secara osmosis. Sementara itu permukaan tubuhnya berfungsi untuk mengeluarkan co2 dengan cara difusi. Berikut ini akan dibahas system ekskresi pada cacing pipih, cacing tanah, dan serangga.
1. System ekskresi pada cacing pipih
System ekskresi pada cacing pipih, misalnya pada planaria, merupakan suatu system protonefridium. System protonefridium merupakan suatu sistem yang tersusun atas dua saluran longitudinal yang memanjang sejajar pada setiap bagian lateral tubuh.dari saluran tersebut terbentuk banyak cabang ke seluruh bagian tubuh cacing. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api yang dilengkapi dengan seberkas silia (bulu getar). Cairan tubuh yang masuk ke sel api,selanjutnya menuju saluran ekskresi. Sel api hanya berperan mengekskresikan air dan air dikeluarkan melalui lubang (nefridiofor). Adapun sisa metabolisme selain air akan dikeluarkan dari tubuh secara difusi.
2. System ekskresi pada cacing tanah
System ekskresi pada cacing tanah berupa system nefridium. Setiap segmen tubuh cacing tanah mengandung sepasang nefridium, kecuali pada tiga segman pertama da satu segman terakhir. Setiap nefridium terdiri atas:
A. Nefrostoma, yaitu corong bersilia yang terdapat pada rongga tubuh semu (pseudoselom).
B. Duktus ekskretoris, yaitu saluran atau pipa halus yang berliku.
C. Nefridior, merupakan lubang tempat keluarnya sisa metabolisme.
Jika silia di nefrostoma bergetar akan menimbulkan aliran cairan tubuh yang mengandung sisa-sisa metabolism dari rongga tubuh menuju nefridium. Pada saat cairan mengalir dalam duktus ekskretori,bahan-bahan yang masih berguna akan direabsorpsi oleh sel-sel yang melapisi saluran. Bahan yang tidak berguna akhirnya akan dikeluarkan dari tunuh cacing menuju ke lingkungan. Sedangkan karbondioksida akan dikeluarkan melalui permukaan kulit.
3. System ekskresi pada serangga
System ekskresi pada serangga misalkan belalang,berupa pembuluh malphigi. Pembuluh-pembuluh malphigi merupakan serabut seperti benang halus berwarna putihkekuninga dalam jumlah yang banyak.

BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan

Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil metabolisme pada organisme hidup. Sistem ekskresi pada hewan invertebrata sangat sederhana bila di bandingkan dengan sistem ekskresi vertebrata.
Zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan antara lain karbondioksida (CO2), urea, air (H2O), amonia (NH3), kelebihan vitamin, dan zat warna empedu. Organ pengeluaran zat sisa pada manusia dan hewan vertebrata berupa ginjal, kulit, paru-paru dan hati. Sedangkan pada hewan vertebrata berupa pembuluh malphigi, sel-sel api dan nefridior.
Pada sistem ekskresi manusia terdapat banyak kelainan dalam proses pengeluaran sisa metabolisme, baik kelainan yang terdapat di ginjal, paru-paru, hati, maupun di kulit.

3.2. Saran
Dengan mengetahui proses sistem ekskresi dan kelainannya, semoga kita bisa lebih menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita bisa merawat sistem ekskresi kita dengan baik, karena tubuh kita rentan sekali terkena kelainan yang telah disebutkan di atas.